Minggu, 24 Oktober 2010

Hidup Dalam Kemenangan

“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita”. (Roma 8:37)

Para gelandangan di Washington kebanyakan memiliki ponsel dan alamat e-mail untuk mengecek apakah kupon makanan gratis masih ada, apakah lamaran pekerjaannya diterima, dan sebagainya.Ponsel membuat mereka bisa berkomunikasi dengan dunia). Inilah orang-orang yang menghadapi hidupnya dengan kemenangan. Bukan termenung menangisi nasib. Firman Tuhan memberi resep menghadapi hidup ini dengan kemenangan.

Asal masih ada kasih Kristus. Manusia membutuhkan pendampingan untuk menghadapi masalah dan penderitaannya. Dan Kristus telah datang dengan kasih-Nya. Ia membela dan mengasihi kita dengan memberikan diri-Nya mati untuk meyakinkan kita bahwa Ia sungguh-sungguh menyertai kita. Apalagi yang disusahkan?

Hadapi semua masalah dengan iman. Kenyataan hidup yang pahit kadang-kadang tidak bisa dihindarkan atau ditolak. Kepada kita Tuhan mengaruniakan iman agar kita siap untuk menghadapi semua. Akal budi saja belum cukup dan bahkan kesiapan mental pun masih kurang. Paulus sudah membuktikannya, bagaimana dengan Anda?

Jadilah pemenang sekali untuk selamanya. Tidak ada pemenang yang sedih dan susah karena menang. Semua pemenang akan tertawa dan bersorak-sorai. Perjuangan dan ketabahan iman akan mengantar kita untuk bersukacita sebagai pemenang dalam perlombaan hidup ini. Karena sebelum kita menang, Tuhan Yesus sudah menang lebih dahulu. Kita ada di pihak yang selalu menang.

Hidup adalah perlombaan dan pemenangnya adalah yang mau dimotivasi oleh pemenang yang telah mengalahkan dosa, iblis dan maut.

Apa artinya menerima Yesus sebagai Juruselamat ?


Siapa itu Yesus Kristus? Banyak orang akan mengakui Yesus sebagai orang baik, guru yang agung, atau bahkan sebagai nabi Tuhan. Semua ini memang benar, tapi tidak betul-betul menjelaskan siapa Dia sebenarnya. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah Allah menjadi manusia (lihat Yohanes 1:1-14). Allah datang ke dalam dunia ini untuk mengajar kita, menyembuhkan, memperbaiki kita, mengampuni kita, - dan mati bagi kita! Yesus Kristus adalah Allah, Sang Pencipta, Tuhan yang berkuasa. Sudahkah engkau menerima Yesus ini?

Apa itu Juruselamat dan mengapa kita membutuhkan Juruselamat? Alkitab memberitahu kita bahwa kita semua telah berdosa, melakukan hal-hal yang jahat (Roma 3:10-18). Sebagai akibat dari dosa kita, kita pantas menerima murka dan penghakiman Tuhan. Satu-satunya hukuman yang pantas untuk dosa melawan Tuhan yang kekal adalah hukuman yang kekal (Roma 6:23, Wahyu 20:11-15). Itu sebabnya kita membutuhkan Juruselamat!

Yesus Kristus datang ke dunia ini dan mati menggantikan kita. Kematian Yesus, sebagai Allah dalam wujud manusia, adalah pembayaran yang cukup untuk dosa-dosa kita (2 Korintus 5:21). Yesus mati untuk membayar dosa-dosa kita (Roma 5:8). Yesus membayar harga yang harus kita bayar sehingga kita tidak perlu membayarnya. Kebangkitan Yesus dari antara orang mati membuktikan bahwa kematianNya sudah cukup untuk membayar hutang dosa kita. Itu sebabnya Yesus adalah satu-satunya Juruselamat (Yohanes 14:6; Kisah Rasul 4:12). Apakah engkau percaya kepada Yesus sebagai Juruselamatmu?

Apakah Yesus Juruselamat Anda secara “pribadi?” Banyak orang memandang keKristenan sekedar sebagai ke gereja, melakukan upacara-upacara Kristen, dan tidak berbuat dosa. Itu bukan keKristenan. KeKristenan yang sejati adalah hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda secara pribadi berarti menempatkan iman dan kepercayaan Anda secara pribadi kepadaNya. Tidak seorangpun dapat diselamatkan karena iman orang lain. Tidak ada yang dapat diampuni karena melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Satu-satunya cara untuk diselamatkan adalah dengan secara pribadi menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, percaya pada kematianNya sebagai pembayaran dosa Anda, dan kebangkitanNya sebagai jaminan hidup kekal (Yohanes 3:16). Apakah Yesus adalah Juruselamatmu secara pribadi?

Jikalau Anda mau menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda dan menerima pengampunan dari Tuhan, berikut ini adalah sebuah doa yang dapat Anda doakan. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah – karunia hidup kekal! Amin!”
Yesus adalah manusia 100 % yang pernah ada di bumi ini yang tak berbuat berdosa (Yohanes 8 : 46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa ? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? )

Yesus memiliki Roh Bapa sejak dibaptis maka Dia menjadi Tuhan (Matius 3 :16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Bapa seperti burung merpati turun ke atas-Nya)

Yesus Menebus Dosa manusia ( I Petrus 3 : 18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Bapa; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh) kita, Ia yang benar

Dengan Yesus Urusan Dosa Anda Selesai (Roma 10 :9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Bapa telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan)

Selasa, 12 Oktober 2010

Bagaimana Saya dapat Mengatasi Dosa Dalam hidup keKristenan saya ?

Alkitab berbicara sarana-sarana berikut ini untuk mengatasi dosa kita:

(1) Roh Kudus – Roh kudus adalah sebuah hadiah yang diberikan Allah kepada kita (gerejaNya) agar dapat berkemenangan dalam hidup Kristiani. Dalam Galatia 5:16-25 Allah mempertentangkan keinginan daging dan buah Roh Kudus. Dalam bagian Alkitab ini, kita dipanggil untuk hidup dalam Roh. Setiap orang percaya sudah memiliki Roh Kudus, namun ayat ini memberitahu kita bahwa kita perlu hidup dalam Roh, tunduk kepada kuasaNya. Ini berarti secara aktif mengikuti gerakan Roh Kudus dan bukan mengikuti kedagingan.

Besarnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya dapat dilihat dalam hidup Petrus yang sebelum dipenuhi Roh Kudus menyangkal Yesus tiga kali sesudah mengatakan bahwa dia akan mengikuti Kristus sampai mati. Setelah dipenuhi Roh Kudus, dia berbicara kepada orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta dengan tanpa takut dan penuh keyakinan.

Seseorang hidup dalam Roh Kudus saat dia tidak berusaha membatasi gerakan Roh Kudus (“memadamkan Roh” yang dibicarakan dalam 1 Tesalonika 5:19) dan berusaha untuk hidup dipenuhi dengan Roh (Efesus 5:18-21). Bagaimana seseorang dapat dipenuhi dengan Roh Kudus? Pertama-tama, sama seperti dalam Perjanjian Lama, Tuhan yang menentukan. Dia memilih orang-orang dan peristiwa-peristiwa tertentu dalam Perjanjian Lama untuk memenuhi orang-orang yang dipilihNya untuk menggenapi pekerjaan yang dikehendakiNya (Kejadian 41:38; Keluaran 31:3; Bilangan 24:2; 1 Samuel 10:10; dll). Saya percaya bahwa Efesus 5:18-21 dan Kolose 3:16 membuktikan bahwa Tuhan memilih untuk memenuhi orang-orang yang memenuhi diri mereka dengan Firman Tuhan. Hal ini nyata bahwa hasil dari kedua pemenuhan dalam ayat-ayat tsb adalah sama. Dan ini mengantar kita kepada sarana berikutnya.

(2) Firman Tuhan, Alkitab – 2 Timotius 3:16-17 mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan FirmanNya kepada kita untuk memperlengkapi kita untuk setiap pekerjaan baik. Alkitab mengajar bagaimana kita hidup dan apa yang kita percaya. Alkitab menolong kita untuk melihat saat kita mengambil jalan yang salah dan menolong kita untuk kembali ke jalan yang benar dan terus berjalan di jalan itu. Sebagaimana dibagikan dalam Ibrani 4:12, Firman Tuhan hidup dan berkuasa dan mampu menembus ke dalam hati kita dan mengangkat masalah paling dalam yang secara manusia tidak dapat ditangani. Pemazmur berbicara mengenai kuasa Alkitab untuk mengubah hidup dalam Mazmur 119:9,11, 105 dan ayat-ayat lainnya. Yosua diberitahukan bahwa kunci keberhasilannya mengatasi musuh (sebagai analogi dari peperangan rohani kita) adalah tidak melupakan sarana yang satu ini namun merenungkannya siang dan malam supaya dia dapat melakukannya. Yosua melakukan ini sekalipun apa yang Tuhan perintahkan tidak masuk akal secara militer, dan inilah kunci kemenangannya dalam merebut Tanah Perjanjian.

Sumber yang satu ini seringkali kita perlakukan dengan sepele. Kita membawa Alkitab ke gereja atau membaca renungan harian atau satu pasal dalam sehari, namun kita lalai untuk menghapalnya, merenungkannya, mencari penerapannya dalam hidup kita, mengakui dosa yang ditunjukkannya, dan bersyukur untuk karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Dalam hubungannya dengan Alkitab kita sering kali tidak punya selera atau makan secara berlebihan. Kita sering kali makan Firman Tuhan hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dengan menyantap Firman Tuhan hanya ketika kita ke gereja (tapi tidak pernah makan secara cukup untuk membuat kita jadi orang Kristen yang sehat dan segar bugar), atau kita sering sekali makan, tapi tidak pernah merenungkannya secara cukup untuk mendapatkan nutrisi rohani daripadanya.

Jikalau Anda tidak punya kebiasaan untuk mempelajari Firman Tuhan secara bermakna setiap hari dan menghapal ayat-ayat yang berkesan kepada kita, adalah penting untuk Anda mulai berusaha untuk menjadikan itu kebiasaan Anda. Saya juga ingin menyarankan Anda untuk memulai sebuah jurnal baik di komputer (kalau Anda mengetik lebih cepat dari menulis), atau dalam sebuah buku, dll. Jadikan kebiasaan untuk tidak meninggalkan Alkitab sampai Anda sudah mencatat segala yang Anda pelajari darinya. Saya juga sering mencatat doa-doa meminta Tuhan mengubah bagian-bagian hidup yang Tuhan telah tunjukkan kepada saya. Alkitab adalah alat yang Roh Kudus gunakan dalam hidup kita dan dalam hidup orang-orang lain (Efesus 6:17), suatu bagian utama dan penting dari senjata rohani yang Tuhan berikan untuk kita pakai dalam peperangan rohani ktia (Efesus 6:12-18)!

(3) Doa – Ini adalah sebuah sarana penting lainnya yang Tuhan telah berikan kepada kita. Inipun merupakan sebuah sarana yang sering kita orang Kristen hanya berbasa-basi namun jarang dipergunakan. Kita ada persekutuan doa, waktu-waktu untuk berdoa, dll., namun kita tidak menggunakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh gereja mula-mula (Kisah Rasul 3:1; 4:31; 6:4; 13:1-3, dll). Paulus berkali-kali mengatakan bagaimana dia berdoa bagi mereka-mereka yang dia layani. Secara pribadi kita juga sering tidak menggunakan sarana ini. Tuhan telah memberikan janji-janji indah sehubungan dengan doa (Matius 7:7-11; Lukas 18:1-8; Yohanes 6:23-27; 1 Yohanes 5:14-15, dll). Dan kembali Paulus mencantumkan doa dalam pembahasannya mengenai peperangan rohani (Efesus 6:18)!

Bagaimanakah pentingnya doa? Ketika Anda melihat kepada Petrus, Anda mengingat apa yang dikatakan Yesus kepadanya di Taman Getsemani sebelum Petrus menyangkal Yesus. Di sana, saat Yesus berdoa, Petrus tidur. Yesus membangunkan dia dan berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Matius 26:41). Sama seperti Petrus, Anda ingin melakukan apa yang baik tapi tidak memiliki kekuatan. Kita perlu mengikuti nasehat Tuhan untuk mencari, mengetuk dan meminta … dan Dia akan memberikan kita kekuatan yang kita perlukan (Matius 7:7ff). Tetapi kita tidak boleh sekedar berbasa basi dalam hal ini.

Saya tidak mengatakan bahwa doa memiliki kuasa magis. Bukan demikian. Allah adalah Allah yang luar biasa. Doa adalah pengakuan akan keterbatasan kita dan akan kuasa Tuhan yang tidak terbatas dan melalui doa kita berpaling kepadaNya untuk kuasa itu supaya kita dapat melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan (bukan apa yang KITA ingin lakukan) (1 Yohanes 5:14-15).

(4) Gereja – Kembali kita sering mengabaikan sarana yang terakhir ini. Ketika Yesus mengutus murid-muridNya, Dia mengirimkan mereka dalam kelompok yang terdiri dari dua orang (Matius 10:1). Ketika kita membaca mengenai perjalanan-perjalanan misi di Kisah Rasul, mereka tidak pergi sendirian, tapi dalam kelompok yang terdiri dari paling sedikit dua orang. Yesus berkata di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Dia ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20). Dia memerintahkan kita untuk jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh oleh beberapa orang, tetapi menggunakan kesempatan itu untuk saling menasihati satu dengan yang lain dalam kasih dan pekerjaan baik (Ibrani 10:24-25). Yesus mengajarkan kita untuk saling mengaku dosa satu dengan yang lain (Yakobus 5:16). Dalam kitab-kitab hikmat dalam Perjanjian Lama, kita diberitahukan bahwa besi menajamkan besi orang menajamkan sesamanya (amsal 27:17). “Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (Pengkhotbah 4:11-12).

Bernilaikah Harta Benda Milik Anda ?

Kita semua memiliki benda. Kita melihatnya, menginginkannya, membelinya, memajangnya, mengasuransikannya, dan membandingkannya dengan benda milik orang lain. Entah mereka memiliki banyak atau sedikit barang, kita membicarakan tentang bahwa kita merasa iri atau memberikan penilaian terhadap koleksi benda-benda orang lain. Kita sendiri memiliki sedikit koleksi. Kita membayangkan jika tumpukan barang itu sedikit lebih besar, kita akan merasa sukses atau aman.

Anda mendapatkan rumah, kemudian anda harus membeli barang-barang untuk mengisinya. Anda terus membeli barang-barang dan anda membutuhkan rumah yang lebih besar. Kendati, rumah itu juga hanyalah tumpukan barang yang dibungkus. Beberapa orang bisa bertahan hidup tanpa memiliki satu pun barang-barang itu. Yesus contohnya (Matius 8:20).

Di Amerika saat ini ada lebih dari 30.000 fasilitas penyimpanan pribadi di kota yang menawarkan lebih dari satu miliar m² tempat kepada masyarakat untuk menyimpan darang-barang mereka. Padahal pada tahun 1960-an, tidak ada industri semacam ini. Saat ini kita menghabiskan 12 miliar dolar setahun hanya untuk membayar seseorang untuk menyimpan barang-barang ekstra kita! Industri ini lebih besar daripada industri musik.

Banyak sekali orang mempunyai hobi mengumpulkan barang-barang, baik itu barang kuno, klasik, antik atau pun modern. Buktinya tempat-tempat pameran, mall, toko selalu dibanjiri oleh para kolektor-kolektor barang, dari yang muda sampai orangtua. Dan ternyata fenomena ini tidak sepenuhnya didominasi oleh orang-orang kaya. Jutaan bahkan miliaran rupiah dikeluarkan demi mendapatkan benda kesukaannya. Saking banyaknya barang koleksi mereka, rumah tempat penyimpanan barang pun harus dibeli. Pada akhirnya, pemulung, lapak dan penadah barang selalu menjadi orang yang paling menikmati barang-barang tersebut.

Semua orang akan mati, dan sudah pasti meninggalkan barang-barang mereka. Ke mana benda-benda itu? Anak-anaknya memperdebatkan harta benda itu. Toh, mereka juga nanti pasti akan mati. Seperti burung bangkai, mereka berkata kepada diri mereka sendiri, “Sekarang, semua barang ini menjadi milikku.” Kemudian mereka juga meninggal dan beberapa pemakan bangkai baru datang memangsa harta benda mereka. Orang-orang datang dan pergi. Bangsa-bangsa berperang, keluarga berantakan karena harta benda. Suami istri lebih banyak berdebat tentang barang daripada tentang hal lain.

Kenapa? itu hanyalah sebuah benda yang pada akhirnya akan hancur lenyap. Bukankah semua kita akan masuk dalam peti mati yang sama? Berapakah sesungguhnya nilai dari harta benda itu?

HARTA BENDA BUKANLAH SESUATU YANG BERHARGA

Yesus berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkan bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada”(Mat. 6:19-21).

Berapakah biaya perawatan rumah anda? Mobil anda, taman bunga anda, hewan peliharaan anda, perkakas rumah anda dan barang elektonik anda? Tentu masih banyak lagi. Orang Kristen yang bijak dan cerdas mengetahui dengan jelas apa yang kekal dan tidak kekal - Mana yang penting dan tidak. Oleh sebab itu Yesus mengatakan bahwa adalah bijak untuk menyimpan harta di sorga yang kekal. Dunia adalah tempat tinggal sementara. Kehidupan yang sesungguhnya bukan di dunia, melainkan di sorga.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MENJADI MILIK SAYA

Bagi orang dewasa, ironis bila seorang anak berusia dua tahun berkata, “Ini milikku.” Orang dewasa tahu bahwa anak usia dua tahun tidak mengusahakan satupun dari barang-barang mereka. Semua itu disediakan bagi mereka. Semua itu adalah pemberian dari seseorang yang jauh lebih besar dan bijaksana daripada mereka. Namun demikian, anak usia dua tahun sangat lengket dengan barang-barang mereka. Jika ada seseorang mencoba mengambil sesuatu, benda itu tiba-tiba menjadi benda favorit mereka. Anak usia dua tahun bisa sangat menipu, benarkan? Bukankah kita juga bersikap demikian terhadap Tuhan?

Renungkan beberapa pernyataan Alkitab berikut, “Bumi adalah milik Tuhan, dan segala sesuatu di dalamnya, seluruh dunia dan yang diam di dalamnya” (Maz.89:12). Ingatlah Tuhan, Allahmu, karena dialah yang memberikan engkau kemampuan untuk menghasilkan kekayaan.” “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam” (Hagai 2:9).

Tahukah anda pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai persembahan dan persepuluhan? “Apakah saya harus memberikan persepuluhan berdasarkan penghasilan bersih atau kotor?” Maksud pertanyaan: “Seberapa sedikit yang bisa saya berikan, yang tidak membuat Allah marah pada saya?” Pertanyaan yang tersembunyi sebenarnya adalah, “Seberapa banyak hartaku yang dapat aku simpan dan tidak terjadi masalah?” Ini seperti mendekati ibu anda pada ultahnya dan berkata, “Bu, berapa jumlah uang paling sedikit yang boleh aku belanjakan untuk membeli kado buat Ibu tanpa merusak hubungan kita?” Mengertikah anda?

Raja Daud pernah berkata kepada Tuhan, “Tetapi siapakah aku dan siapakah bangsaku sehingga kami bisa memberikan sebanyak ini?” Ia tidak bertanya, “Berapa jumlah minimal yang harus aku berikan, namun tidak membuat Allah tertipu?” Ia berkata, “Siapakah aku sehingga aku bisa member sedemikian rupa? Aku ingin menggunakan harta bendaku untuk membangun kerajaan-Mu, bukan kerajaanku.”

HARTA BENDA TIDAK KEKAL

Pernakah anda melihat tempat pembuangan atau penampungan barang bekas dan rongsokan? Orang Amerika menyebutnya, “Landfill”. Tempat pembuangan akhir. Di Jakarta, tempat seperti itu cukup banyak. Setelah barang-barang itu di obral di Cikunir, Poncol, Menteng (jl. Surabaya), Pasar rumput, di Cidenga, dan ditempat-tempat lain, pada akhirnya benda-benda itu dibuang di “Landfill”. Semua ada di situ. TV layar datar, Kulkas, HP, AC, Sofa, Lemari, dll. Dan apa yang saya lihat, tidak ada orang yang waras yang mau tinggal dengan barang-barang rongsokan itu. Setelah di daur ulang, para pemakan bangkai baru membawanya ke rumah.

Saya tidak berkata bahwa harta benda itu buruk. Melainkan semua itu tidak kekal. Harta benda adalah infestasi yang sama sekali tidak bijak. Semua itu akan musnah. Satu-satunya yang mengikuti kita di liang lahat adalah peti mati.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMERDEKAKAN ANDA

Paulus berkata, “Tetapi, mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (1Tim.6:9). Tidak memiliki barang-barang bisa membawa Anda pada jebakan. Ironisnya, mendapatkan lebih banyak barang juga tidak membawa Anda pada kebebasan yang lebih. Mendapatkannya bisa jadi adalah jebakan itu sendiri. Randy Alcorn, penulis Kristen terkenal mencatat beberapa komentar orang-orang terkaya pada zamannya:

· Akulah orang paling menyedihkan di dunia (J.J Astor)

· Saya telah menghasilkan jutaan, tetapi itu tidak membawaku pada kebahagiaan(John D. Rockefeller).

· Para jutawan jarang tersenyum (Andrew Carnegie).

· Saya lebih bahagia ketika menjadi montir dulu( Henry Ford).

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMBUAT SAYA BAHAGIA

Kita adalah makhluk yang berkeinginan. Kita lebih mudah menghentikan napas daripada menghentikan keinginan. Namun kita bisa memutuskan pandangan dan pesan apa yang akan dikeluarkan pikiran kita, dan pada gilirannya, hal ini akan membentuk keinginan-keinginan Anda. Menjelang pertengahan tahun 1970-an, orang-orang Amerika lebih banyak menghabiskan waktu di pusat-pusat perbelanjaan daripada tempat-tempat lain, selain rumah dan tempat kerja.

Pernahkan Anda mendapatkan catalog pemesanan yang diantarkan ke rumah Anda? Coba tebak berapa jumlah catalog yang telah disebarkan di Amerika ini setiap tahunnya. Jawabannya adalah: Empat puluh miliar (benar-miliar!).

Dan setiap catalog tersebut dibuat dengan tujuan yang sama: membuat Anda semakin menginginkan-ketagihan. Mereka berada dalam bisnis “menciptakan keinginan”. Hal-hal yang biasa kita taruh dalam kategori “ingin” akan terus bergeser ke dalam kategori”kebutuhan”, dan kita merasa tidak dapat hidup tanpanya. Kita menderita karena “catalog akibat kegelisahan”. Ini masalahnya: Rasa cukup tidak Anda dapatkan dari apa yang tidak Anda butuhkan. Anda bisa mendapatkan lebih.

HARTA BENDA TIDAK DAPAT MEMBUAT SAYA MERASA AMAN

Ini mungkin merupakan pengajaran Yesus dan para pengikut-Nya yang paling berbeda dari hikmat konvensional (pada umumnya). Paulus berkata, “kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia, dan kita tidak dapat membawa sesuatu keluar darinya” (1Tim.6:7). Ayub berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamya” (Ayub 1:21)

Kita datang ke dunia telanjang dan tidak memiliki apa-apa; Kita akan meninggalkannya dengan keadaan yang sama. Di antara kedatangan dan kepergian kita dari dunia, kita memperoleh beberapa barang yang bisa kita kenakan pada tubuh dan beberapa yang lain yang dapat kita simpan, namun tak satu pun dari barang-barang itu yang benar-benar milik kita. Kita meminjamnya untuk sementara kemudian suatu saat kita akan mengembalikan semuanya.

Keinginan kita untuk memperoleh keamanan secara financial tidak mendorong kita untuk memberi. Setiap rupiah yang anda berikan tidak lagi tersedia untuk perlindungan anda. Namun rasa kemerdekaan kita selalu meningkat ketika kita memberi karena memberi adalah sebuah pernyataan bahwa rasa aman saya berada di suatu tempat selain bank. Memberi adalah sebuah tindakan keyakinan di dalam Tuhan.

HARTA BENDA DAPAT MEMBANTU SAYA MENJADI KAYA DIHADAAN ALLAH

Apa yang dikatakan Yesus sangat benar. “Lebih baik memberi daripada menerima” (Kisah 20:35). Memberi adalah yang terbaik. Ketika kita memberi secara kebetulan, kita juga mendapatkan sukacita yang kebetulan. Ketika kita memberi dengan penuh perjuangan, pikiran, dan dengan cara yang kreatif, kita mendapatkan sukacita yang sangat besar. Dalam perjanjian Lama, suatu ketika Daud ditawari segala sesuatu yang ia butuhkan untuk memberikan persembahan kepada Allah. Ia menolaknya dengan berkata, “Akankah aku mempersembahkan kepada Allah sesuatu dengan tidak membayar harganya?” Daud mengetahui bagaimana cara kepuasan menghampiri hati manusia.

KEKAYAAN LUAR Versus KEKAYAAN BATIN

Teolog dari Yale University, Miroslav Volf mengatakan bahwa ada dua jenis kekayaan di dalam kehidupan: “Kekayaaan luar” dan “kekayaan batin”. Kekayaan luar adalah sebuah keadaan luar. Kekayaan batin adalah pengalaman di dalam jiwa. Kita biasanya berfokus pada kekayaan luar. Kita mengira bahwa kebahahagian sejati ada di sana. Bahasa kita mencerminkan hal ini ketika kata “memiliki” terus muncul dalam pikiran kita:

Seandainya aku bisa memiliki rumah idamanku…..

Seandainya aku punya uang yang banyak……

Seandainya aku memiliki gaji yang lebih tinggi……….

Ketika aku memiliki mobil yang lebih……

Kita mencari kekayaan luar, namun sesungguhnya apa yang kita inginkan adalah kekayaan batin. Kita ingin menjadi orang yang mengucap syukur, bersukacita, terpenuhi kebutuhannya, terbebas dari kekhawatiran, dan murah hati. Kita berusaha keras mendapatkan kekayaan luar karena kita menyangka bahwa itu akan memberikan kekayaan batin, namun ternyata tidak.

Dalam kekayaan luar, kita menjadi kaya oleh waktu yang lama, investasi yang jitu, dan banyak keberuntungan. Tetapi ada kemungkinan bahwa memiliki gudang uang, setumpuk talenta, dan tampang seperti bintang film, namun tetap miskin. Lubang keinginan kita yang tak berdasar tidak akan pernah terpuaskan. Sabanyak apapun yang kita miliki, kita tetap menjadi apa yang disebut Volf sebagai “orang yang tidak pernah cukup”. Bagi orang seperti ini, tidak ada kepuasan jiwa yang kekal. Sebuah menyatakan, “kemarin aku tidak tahu kalau itu ada, hari ini tidak dapat hidup tanpanya”. Itu adalah penyakit dari jiwa yang tidak pernah puas.

Sebaiknya, kita memiliki sedikit sesuatu, tetapi kaya. Sebuah jiwa yang akan mengalami hidup secara berbeda. Jiwa itu mengalami sebuah rasa berterima kasih untuk apa yang telah diterimanya, daripada kekesalan terhadap apa yang tidak ia dapatkan. Jiwa ini menghadapi kehidupan dengan harapan, bukan kekhawatiran. Rasul Paulus menemukan bahwa saat ia hidup sebagi sahabat dan teman Yesus yang “oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya” (2 Kor. 8:9). Paulus sendiri mengalami kekayaan batin. Ia menjadi orang yang “lebih dari cukup”. Ia menemukan bahwa baik ia hidup dalam kelimpahan maupun hidup dalam penjara, ia memiliki lebih dari cukup karena ia telah dibebaskan dari treadmill ”memiliki”.

Kekayaan batin selalu tersedia. Orang yang telah bertobat & percaya kepada Yesus telah memperolehnya. Tinggal bagaimana ia mengekspresikannya. Bersama Tuhan ia bisa menjadi orang yang berbelas kasihan, murah hati, berterima kasih dan bersukcita. Harta benda tidak dapat menolong anda dalam hal ini. Iman yang sungguh pada Kristus membuahkan hidup yang berkelimpahan (Yoh.10:10). Maksud Yesus tentang “kaya di hadapan Allah” selalu mencakup kekayaan batin - Kaya rohani. Di dunia kita kaya, di sorga pun demikian.

Ingat! Harta kita yang sesungguhnya adalah sorga yang abadi. Suatu tempat yang indah, penuh kedamaian yang disediakan untuk mereka yang telah mati bersama dengan Yesus Kristus. Di sana, kita akan tinggal bersama Tuhan. Bersekutu selalu bersama-Nya. Di sorga kata Alkitab, Tuhan telah menyediakan segalah berkat rohani dan mahkota-mahkota tak terhingga dan abadi bagi kita yang telah diselamatkan (Efesus 1:3).

Ada Lima upah atau “Mahkota” khusus yang akan diterima oleh orang-orang percaya yang setia di Sorga sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan di dunia ini.

% Mahkota Abadi (1 Korintus 9 :24-27): Upah bagi mereka yang secara konsisten mempraktikkan disiplin diri dan penguasaan diri.

% Mahkota Kebenaran (2 Timotius 4:8): Upah bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan dan hidup dalam kebenaran.

% Mahkota Kehidupan (Yakobus 1:12; wahyu 2:10): Upah bagi mereka yang setia dan tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan.

% Mahkota Kemegahan (1 Tesalonika 2:19): Upah bagi mereka yang setia memberitakan injil atau memenangkan orang-orang bagi Krtistus.

% Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:1-4): Upah bagi para gembala atau pemimpin gereja yang dengan penuh kasih dan rahmat mengembalakan dan menjaga umat Tuhan berdasarkan kebenaran.