Kamis, 10 Juni 2010

???CINTA ATAU SUKA???

maraknya kawin cerai pada masa kini sepertinya sudah dianggap hal yang wajar-wajar saja. menerunnya standart moral di masyarakat kita berdampak pula pada anak-anak Tuhan sehingga ada sebagian orang yang menganggap perceraian merupakan solusi terbaik untuk mengakhiri konflik dalam keluarga. persoalan kawin cerai ini ternyata dapat pula terjadi pada mereka yang telah melayani Tuhan. fenomena apa yang sedang terkadi saat ini ???

>>> ada suatu peristiwa yang cukup mengejutkan, suami istri yang sudah menikah selama 30 tahun, tiba-tiba mengajukan gugatan cerai, mereka sudah punya anak, menantu bahkan cucu yang sangat elok parasnya. ada juga kakek nenek yang jika bertemuselalu bertengkar.

jadi, membina keluarga yang harmonis itu memang tidak semudah yang dibayangkan ketika masa berpacaran, dan kadangkala ada yang sampai salah satu meninggalpun belum tentu bisa mengerti seluruh kepribadian pasangannya.
lalu bagaimana para lajang Kristen mempersiapkannya ??


STANDART SEMU.

pada rubrik jodoh yang ada di tabloid, majalah serta media cetak elektronik seringkali dicantumkan kriteria pasangan yang diinginkan. memang hal itu tidak salah, namun yang menjadi persoalan mengapa para lajang Kristen sulit menemukan pasangan hidupnya, terutama yang seiman ? salah satu sebab adalah belum bertemu seperti yang ia sukai. sekelompok gadis berkata, kami sudah cukup hidup susah, jadi setelah menikah tidak mau tambah susah, oleh karena itu mereka mencari yang sudah mapan. kalau bisa sudah punya rumah sendiri, pekerjaannya mapan, masa depannya bagus, dll.
para pria juga punya kriteriaharus satu level, nanti kalau tidak satu level susah, tidak bisa diajak bicara soal pekerjaan dan rumah tangga. belum lagi mereka juga dipusingkan dengan berat dan tinggi badan pasangannya, mereka juga menginginkan keseimbangan dengan pasangannya. bila mereka mendapati kurang dari salah satu kriteria yang disukai maka tidak mau melanjutkan masa perkenalan sampai jejang yang lebih serius.
biro jodoh, satu demi satu didatangi dengan harapan akan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kriterianya. dan tanpa tersa usia makin bertambah, tetapi mereka masih tetap mempertahankan kriteria yang dicari. bahkan ketika posisi mereka di kantor mulai menanjak, maka kriteria yang diajukan pun menjadi semakin tinggi pula. jadi, semakin tinggi kedudukan seseorang biasanya kriteria yang di ajukan juga semakin tinggi, sehingga semakin jauh lagi mereka harus menantikan pasangan yang disukainya.
adapula yang meminta pasangan hidupnya lewat doa kepada Tuhan, dengan menyebutkan se-detail mungkin kriteria yang di inginkan, dari mulai rambut sampai pekerjaan yang disandangnya. tapi mengapa belum dijawab juga, sehingga dia terus melajang ? Matius 7:7 berkata, mintalah maka kamu akan diberikan.... tapi mengapa masih belum mendapatkan pasangan yang disukainya ? tapi, Yakobus 4:4 berkata, kita salah berdoa dan permintaan yang kita ajukan kepada Tuhan hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita saja.... jadi jangan disalahkan kalau Tuhan tidak berkendak untuk mengabulkannya.
masalahnya ketika kita bicara "saya suka" pasangan hidup kita yang begini dan begitu sebenarnya adalah untuk memuaskan ego kita saja. kita berfikir jika pasangan hidup yang kita inginkan itu sesuai dengan kriteria maka saya bisa mencintainya. dan saya akan hidup bahagia dengannya. banyak orang yang sudah menggeser nilai "cinta" dengan sekedar "suka", akhirnya banyak rumah tangga yang kandas ditengah jalan, padahal sewaktu mereka memutuskan menikah, pasangan yang diinginkan sesuai dengan kriteria, tetapi setelah memasuki pernikahan ternyata ada banyak hal yang tidak dapat mereka toleril satu dengan yang lainnya, sehingga kemudian timbul konflik yang akhirnya menuju pada perceraian.
banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan hanya karena kriteria yang mereka inginkan sudah terpenuhi, memasuki pernikahan ternyata banyak sekali perbedaan yang mereka alami, soal kebiasaan masing-masing, yang satu rapi yang satu sembrono, istri suka masakan manis, suami suka yang asin, dll. soal royal dalam keuangan tapi istri ingin berhemat, semua bisa jadi sumber masalah dalam rumah tangga tentunya ini di luar pemikiran para lajang yang menentukan kriteria yang mau selalu mengalah bila ada konflik atau ketidakcocokan dalam hubungan. dan semua itu bisa muncul ketika mereka memasuki sebuah lembaga yang disebut pernikahan.


STANDART ALKITAB.
Alkitab kita dengan jelas membedakan "suka" dengan "cinta". suka itu berkaitan dengan hal-hal lahiriah, sedangkan cinta berkaitan dengan hal-hal yang kekal. 1 Korintus 13:4-8 menjelaskan apa itu cinta atau kasih. cinta yang dimaksud disini adalah Cinta Agape, artinya cinta yang walaupun, contohnya, "saya cinta dengan suami saya walaupun dia jauh lebih pendek dari saya."
sesuatu yang kita sukai. secara lahiriah akan cepat atau bisa berubah, dan jika yang kita sukai mengalami perubahan maka kita juga akan menjdi tidak suka. apa yang kita sukai itu belum tentu kita cintai. beda dengan cinta, ia dapat mengikuti segala hal yang kita sukai, bahkan segala hal yang tidak kita sukai dengan segala perbedaan yang ada cinta bisa mengalahkannya, cinta berarti bisa menerima perbedaan. dengan berjalannya waktu proses kemurniaan cinta akan lebih tahan uji dari sekedar suka.

sebuah contoh kisah sederhana,

>>>
ada seorang ibu rumah tangga bercerita, jika suaminya sedang tidur, bunyi dengkurannya minta ampun bunyinya, tapi kalau suaminya tugas keluar kota, sang ibu tidak bisa tidur nyenyak, karena tidak mendengar suara dengkuran suaminya, seperti ada sesuatu yang hilang.

dengkuran tersebut itu kan tidak masuk dalam kriteria ketika mencari pasangan hidup.

selayaknya para lajang Kristen mengubah paradigma dalam mencari pasangan hidupnya, yang tadinya mencanangkan "saya suka" yang begini dan begitu bagi calon pasangan hidupnya, sekarang tempatkan cinta khususnya "Cinta Agape" ini di atas apa yang kita sukai. ingat, sudah banyak kasus perceraian yang terjadi oleh karena mereka menikah tidak berdasarkan cinta Agape melainkan karena rasa suka. mudah-mudahan generasi lajang Kristen tidak terkena manipulasi cinta dari dunia sekuler, yang hanya mementingkan apa yang mereka bisa lihat dengan mata jasmani dan bisa dinikmati sekarang saja.
singkirkan pikiran yang hanya mau enaknya saja, egoistis, tidak memikirkan orang lain, bahkan menyingkirkan kehendak Tuhan atas hidupmu. buang jauh-jauh ego dan kesombongan, karena Tuhan menentang orang-orang sombong atau congkak. kita bukan Tuhan, sehingga kita berfikir kalau menikah dengan orang yang sudah mapan pasti masa depannya cerah, kita tidak tahu bagaimana masa depan kita, kalau tiba-tiba di phk, apakah kemudian kita akan bercerai ?
sebagai lajang Kristen yang sudah menjalin hubungan asmara pada saat ini masih ragu-ragu karena calonnya tidak sesuai dengan kriteria. cobalah untuk menguji apakah kita mencintainya atau sekedar menyukainya karena sesuai dengan yang diinginkan. Tuhan sudah memberikan solusi kepada para pasangan hidup dalam, Matius 18:19, yang mengatakan jika dua orang sepakat meminta apapun juga, maka Bapa disorga akan mengabulkan (Doa Sepakat, red).
saya percaya ketika generasi lajang Kristen mampu mengubah paradigma "suka" menjadi "cinta" yang sesungguhnya, maka tidak ada seorangpun yang tidak akan menikah, selain yang sudah ditentukan oleh kehendaknya sendiri. bahkan ketika berumah tangga pun, mereka tidak akan kawin cerai sampai maut memisahkannya.
Amin !!

segala puji dan kemuliaan hanya bagi Tuhan kita, Jesus Kristus !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar