Minggu, 14 November 2010

Asal-mula peringatan Natal

Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal.

Tanggal

Sudah bisa dipastikan tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya dipadang rumput. (Injil Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi.

Dalam tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama.

Pendapat lain mengatakan bahwa hari Natal ditetapkan jatuh pada tanggal 25 Desember pada abad ke 4 oleh kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I. Tanggal 25 Desember tersebut dipilih sebagai Natal karena bertepatan dengan kelahiran Dewa Matahari (Natalis Solis Invicti atau Sol Invictus atau Saturnalia) yang disembah oleh bangsa Romawi. Perayaan Saturnalia sendiri dilakukan oleh orang Romawi kuno untuk memohon agar Matahari kembali kepada terangnya yang hangat(Posisi bumi pada bulan Desember menjauh dari matahari, seolah-olah mataharilah yang menjauh dari bumi).

Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Seventh Day Baptist (Gereja Baptis Hari Ketujuh) (bisa dilihat dalam Wikipedia Bahasa Inggris), Saksi-Saksi Yehuwa, United Church of God (Perserikatan Gereja Tuhan) (bisa dilihat dalam Wikipedia Bahasa Inggris), Messianic Judaism (Yahudi Mesianik) (bisa dilihat dalam Wikipedia Bahasa Inggris), dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (Unitarian Indonesian Church).

Meskipun kapan Hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan Hari Natal jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti paskah dan Jumat Agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, dimana yang terpenting bukanlah ketepatan tanggalnya namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari.

Tahun

Tahun kalender Masehi diciptakan pada abad ke-6 oleh seorang biarawan yang bernama Dionysius Exignus. Tahun Masehi yang kita gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahun Tuhan).

Bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tahun 1 SM? Ia mengambil data dari catatan sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 754 kalender Romawi itu adalah tahun ke 15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius seperti yang tercantum di Lukas 3:1-2. Data inilah yang dijadikan patokan olehnya untuk mengawali tahun 1 SM.

Di samping itu ia juga mengambil data dari Lukas 2:1-2 yang menyatakan bahwa Kirenius (Gubenur dari Siria) pertama kali menjalankan program sensus.

Walaupun demikian masih juga orang yang meragukannya, sebab menurut sejarahwan Yahudi yang bernama Flavius Josephus, raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 sebelum Masehi sehingga konsekuensinya tanggal lahir Yesus harus dimundurkan sebanyak empat tahun. Tapi teori ini pun tidak benar, sebab ia menganalisa tahun tersebut berdasaran adanya gerhana bulan pada tahun saat Herodes meninggal dunia yang terjadi di Yerusalem pada tanggal 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi, tetapi para ilmuwan sekarang telah membuktikan bahwa gerhana bulan tersebut terjadi bukan pada tanggal tersebut diatas melainkan pada tanggal 9 Januari tahun 1 SM.

3 komentar:

  1. Kaya'nua kelahiran Yesus pada tgl 25 Desember itu pada hakikatnya dipaksakan dan disetujui walau penuh kebohongan, tus sebagai excuse ah yang penting perayaan hari kelahiran Yesus walau tidak pasti hari kelahiran tsb kapan ? Dan itu sudah di iya kan sejak lebih dari 2000 tahun yl ........ Dimana logikanya ya, apa kita harus merobah tanggalnya sesuai dengan pernyataan Paus baru baru ini di media ????? Sangat kasian sekali sebenarnya Yesus ini !

    BalasHapus
  2. Sudah tau salah kok tetap trus dijalankan 25 Desember masih dianggap sbg kelahiran Yesus, gimana sih ini ???????? Trus kalian pada bilang, ah yg penting kan perayaan kelahirannya ????? Walah walah walah gimana yah kita bisa menerima kebohongan ini walaupun sakit sekali kenyataan ini ! Protest ajah sama Paus, kan dia via media twitter sudah menjawab tentang kesalahan itu harus dibenahi ! But how ??????????

    BalasHapus
  3. Esensinya bukan tanggal atau perayaan.. jadikan itu peringatan untuk mengucap syukur karena ada seorang Juruselamat yang pernah lahir sehingga menguatkan iman.. kalau sebatas adat atau liturgi, apa bedanya kalian dengan orang farisi yang memiliki adat mencuci cawan sebelum makan..

    BalasHapus